Biolog Peringatkan Bahaya Alkohol: Tidak Ada Jumlah Aman untuk Dikonsumsi
Ahli biologi memperingatkan tidak ada jumlah alkohol yang aman untuk dikonsumsi, dengan risiko kanker meningkat bahkan pada ‘kurang dari satu’ minuman. Penelitian menunjukkan hubungan kuat antara alkohol dengan berbagai jenis kanker seperti payudara dan mulut. Data dari WHO menegaskan dampak negatif alkohol terhadap kesehatan.
Seorang ahli biologi memperingatkan bahwa tidak ada jumlah alkohol yang dapat dianggap “aman” untuk diminum. Pranoti Mandrekar, profesor kedokteran di Universitas Massachusetts Chan Medical School, mengungkapkan bahwa bahkan mengonsumsi “kurang dari satu” minuman beralkohol dapat meningkatkan risiko kanker. Warnanya terbayang jelas ketika alkohol telah dikaitkan dengan kanker dan masalah kesehatan lainnya.
World Health Organization (WHO) mencatat, lebih dari 2,3 miliar orang di seluruh dunia mengonsumsi alkohol, sering kali dianggap bagian penting dari kebudayaan bersosialisasi. Namun, one in 20 kematian di seluruh dunia disebabkan alkohol, termasuk oleh cedera, kekerasan, dan berbagai penyakit. Angka ini mencerminkan keprihatinan serius terhadap ketersediaan minuman keras ini.
Mandrekar menjelaskan bahwa minuman beralkohol, terutama, merupakan penyebab cancer ketiga yang “dapat dicegah” di AS. Menurutnya, sekitar 100.000 kasus kanker setiap tahun dikaitkan dengan konsumsi alkohol, yang juga menimbulkan sekitar 20.000 kematian akibat kanker. Dan itu belum termasuk angka kematian dari kecelakaan lalu lintas yang melibatkan alkohol, yang menyentuh sekitar 13.500 kasus tiap tahunnya di AS.
Kepala peneliti itu mengatakan, “Studi epidemiologi menunjukkan bahwa alkohol berhubungan langsung dengan kanker mulut, tenggorokan, kotak suara, kerongkongan, hati, usus besar, rektum, serta payudara. Belakangan ini ada juga temuan yang mengaitkan konsumsi alkohol berlebihan atau binge drinking dengan kanker pankreas.”
Laporan baru mengungkapkan bahwa konsumsi minuman beralkohol telah dinyatakan sebagai karsinogen manusia oleh National Toxicology Program AS pada tahun 2000. Penilaian oleh International Agency for Research on Cancer di WHO pada tahun 2012 juga mengklasifikasikan alkohol sebagai karsinogen Grup 1, menandakan bukti yang cukup kuat bahwa zat ini dapat menyebabkan kanker pada manusia.
Bagaimana alkohol bisa menyebabkan kanker?
Mandrekar menjelaskan bahwa alkohol dapat merusak DNA, menciptakan mutasi yang mengganggu pembelahan dan pertumbuhan sel normal. Dia mendokumentasikan empat cara utama bagaimana alkohol dapat berkontribusi pada kanker: metabolisme alkohol, stres oksidatif, peradangan, dan interaksi dengan karsinogen lainnya seperti asap rokok.
Contoh dari stres oksidatif, yang terjadi saat alkohol dipecah dalam tubuh, menghasilkan zat kimia bernama asetaldehid yang sudah dikenal sebagai karsinogen. Meminumnya, lanjutnya, bisa memicu produksi radikal bebas yang merusak sel. “Laboratorium kami menemukan bahwa radikal bebas dari konsumsi alkohol langsung mempengaruhi bagaimana sel melakukan sintesis protein, menghasilkan protein abnormal yang mendorong peradangan,” kata Mandrekar
Mengenai hormon, dia mencatat bahwa bahkan konsumsi alkohol “sedang” bisa meningkatkan kadar estrogen, yang berisiko membuat kanker payudara semakin tinggi. Selain itu, konsumsi alkohol membuat tubuh lebih mudah menyerap zat karsinogen dari rokok dan vape.
Sementara itu, untuk meminimalkan risiko, profil umum konsumsi alkohol yang “aman” menurut CDC dan panduan diet Amerika mengindikasikan tidak lebih dari satu minuman untuk wanita dan dua untuk pria. Di Inggris, NHS juga menegaskan bahwa tidak ada batas aman untuk mengkonsumsi alkohol. Penyakit yang mungkin muncul setelah 10-20 tahun mengonsumsi lebih dari 14 unit alkohol seminggu bisa saja meliputi kanker mulut, tenggorokan, payudara, hingga penyakit hati dan kerusakan otak.
Namun, ada juga faktor genetik yang mempengaruhi sejauh mana seseorang terpengaruh oleh alkohol. Mandrekar menegaskan, “Sementara konsumsi alkohol merupakan penyebab kanker yang sangat bisa dicegah, belum ada cara untuk menentukan risiko kanker individu dari alkohol. Perbedaan genetik, gaya hidup, dan faktor kesehatan lainnya semua berkontribusi pada efek alkohol terhadap pertumbuhan tumor. Strategi meninjau kembali kebiasaan minum bisa jadi langkah baik untuk melindungi kesehatan. “
Kesimpulannya, konsumsi alkohol, bahkan dalam jumlah kecil, dapat meningkatkan risiko kanker. Penelitian menunjukkan bahwa tidak ada jumlah alkohol yang aman untuk diminum. Penelitian terbaru menjelaskan bagaimana alkohol mempengaruhi kesehatan dan terkait dengan berbagai macam jenis kanker. Mengingat tingkat bahaya yang dikaitkan pada alkohol, penting bagi individu untuk mempertimbangkan kembali kebiasaan minum mereka demi melindungi kesehatan.
Sumber Asli: www.the-express.com
Post Comment