Memahami Kanker Prostat dan Tantangan CRPC
Kanker prostat adalah jenis kanker umum yang mempengaruhi pria, dengan kemungkinan tumbuh lambat. Gejala awal mungkin tidak terlihat, tetapi kanker lanjutan dapat menyebabkan berbagai masalah, seperti kesulitan berkemih dan nyeri tulang. Beberapa faktor risiko termasuk genetik dan riwayat keluarga, sementara bentuk lanjutan, CRPC, memperlihatkan resistensi terhadap pengobatan hormonal.
Kanker prostat merupakan salah satu jenis kanker yang paling umum di antara pria, berkembang di kelenjar prostat yang berfungsi memproduksi cairan seminal. Meskipun banyak kanker prostat tumbuh lambat dan terbatas di kelenjar prostat, ada juga yang agresif dan cepat menyebar. Penting untuk menyadari bahwa gejala awal mungkin tidak muncul; namun, saat kanker maju, pria bisa mengalami masalah saat buang air kecil, nyeri tulang, atau bahkan disfungsi ereksi.
Ada sejumlah faktor yang dapat meningkatkan risiko kanker prostat. Ini termasuk usia, ras, etnisitas, riwayat keluarga, serta faktor genetik. Beberapa mutasi gen seperti BRCA1 dan BRCA2, dikenal sebagai gen penekan tumor, terlibat dalam perkembangan kanker prostat. Penelitian juga menyatakan bahwa defisiensi dalam gen perbaikan DNA, seperti CHEK2, ATM, dan PALB2, bisa menjadi faktor penyebab kanker prostat herediter.
Mutasi juga dapat terjadi pada gen perbaikan kesalahan DNA yang membantu memperbaiki kesalahan saat pembelahan sel. Individu dengan mutasi pada gen MSH2, MSH6, dan lainnya mengalami sindrom Lynch, yang dapat meningkatkan risiko kanker prostat. HOXB13 adalah gen lain yang berperan dalam pembentukan kelenjar prostat, mutasi gen ini langka tetapi telah dikaitkan dengan kanker prostat yang muncul lebih awal dalam keluarga tertentu.
Kanker prostat lanjutan atau yang sering dikenal sebagai kanker prostat resisten hormon (HRPC) atau kanker prostat yang tidak sensitif terhadap androgen (AIPC), kini lebih dikenal dengan istilah CRPC (kanker prostat rekuren kastrasi). CRPC dapat terjadi saat kanker prostat berkembang meskipun sudah menjalani terapi kastrasi. Beberapa mekanisme dapat menjelaskan resistensi yang diperoleh ini, umumnya terkait dengan aktivitas reseptor androgen.
Temuan baru menunjukkan bahwa CRPC dibagi berdasarkan regulasi menurun atau tidak adanya reseptor androgen pada subtipe tertentu, yang tidak lagi merespons terapi anti-androgen. Namun, harapan tetap ada: kanker prostat yang terdeteksi dini, saat masih berada di kelenjar prostat, menawarkan kemungkinan terbaik untuk pengobatan yang sukses.
Kanker prostat adalah masalah kesehatan penting bagi pria dengan berbagai faktor risiko. Riset mutasi genetik berlanjut untuk memahami perkembangan kanker ini lebih dalam. Dengan deteksi dini, peluang untuk perawatan yang sukses jauh lebih besar, meskipun kanker prostat lanjutan seperti CRPC menunjukkan tantangan tersendiri dalam pengobatan.
Sumber Asli: crisprmedicinenews.com
Post Comment