Loading Now

Penemuan Pengobatan Kanker Kolorektal Oleh Gene Hunt Raih Penghargaan Stanley J. Glaser

Laboratory scene with scientific equipment and colorful reagents in test tubes, symbolizing cancer research breakthroughs.

Justin Taylor, M.D., mengungkapkan penelitian prainklinis baru yang menawarkan kemungkinan pengobatan kanker kolorektal dengan menggunakan mutasi XPO1. Hasil studi ini menunjukkan bahwa selinexor, yang menargetkan XPO1, efektif dalam mengurangi ukuran tumor saat dipadukan dengan irinotecan. Dengan bantuan penghargaan Stanley J. Glaser, doi berharap dapat melanjutkan penelitian ke arah yang lebih aplikatif untuk membantu pasien.

Seorang dokter yang juga peneliti di Sylvester Comprehensive Cancer Center, Justin Taylor, M.D., baru saja merilis sebuah studi prainklinis yang berpotensi membuka jalan baru untuk mengobati kanker kolorektal. Dengan meraih Penghargaan Riset Stanley J. Glaser, dia berharap dapat memperdalam penelitian ini. Temuan tersebut sudah dipublikasikan terlebih dahulu di jurnal Cancer Research.
Penelitian ini fokus pada mutasi yang berkaitan dengan kanker kolorektal pada gen yang mengkode regulator seluler XPO1 (Exportin-1). Obat yang menargetkan XPO1, selinexor, terbukti bisa mengecilkan tumor saat dipadukan dengan obat kemoterapi irinotecan, yang saat ini sudah digunakan untuk kanker kolorektal.
“Kita memiliki kombinasi kemoterapi baru dengan dukungan ilmiah yang kuat tentang mengapa ini bisa bekerja untuk pasien,” kata Taylor, yang menjadi penulis utama studi ini bersamasama Hai Dang Nguyen, Ph.D., seorang onkolog molekuler di University of Minnesota.
Jaime Merchán, M.D., ko-leader Program Penelitian Onkologi Terjemahan dan Klinis Sylvester, juga mengungkapkan optimismenya. “Temuan ini memberikan dasar ilmiah yang kuat untuk kolaborasi penelitian lebih lanjut,” ucapnya. Taylor dan timnya berencana untuk menyelidiki lebih dalam tentang bagaimana mutasi XPO1 bekerja dan menguji selinexor dengan kombinasi obat lain dalam model kanker kolorektal.
Pendanaan sebesar $51,500 dari penghargaan Glaser ini diharapkan dapat menjembatani penelitian awal ini ke dalam aplikasi hibah yang lebih besar di National Institutes of Health. Beliau juga ingin mengeksplorasi hubungan mutasi XPO1 dengan kanker endometrium, yang menyumbang kematian sekitar 13,860 wanita per tahun di AS.
Ide penelitian ini berawal dari penelitian sebelumnya tentang kanker darah yang dilakukan Taylor di Memorial Sloan Kettering Cancer Center. Di sana, mereka mencari mutasi yang berkaitan dengan leukemia dan limfoma, dan menemukan bahwa mutasi XPO1 terkait dengan pengumpulan protein yang abnormal—yang tampaknya meningkatkan malignansi sel B tertentu.
Saat bergabung di Sylvester pada tahun 2020, Taylor melanjutkan perawatannya terhadap pasien dengan kanker darah, sambil mendalami lebih lanjut tentang XPO1 R749Q. Dalam studi terbaru, timnya mengeksplorasi data dari 217,570 pasien kanker, menemukan mutasi ini terdapat pada 96 tumor padat, terutama kolorektal dan endometrium.
Untuk melihat bagaimana mutasi R749Q berpengaruh pada sel tumor, peneliti menggunakan teknik pengeditan gen CRISPR-Cas9. Hasilnya, ia tidak mempercepat pertumbuhan sel tumor, melainkan memberikan ketahanan terhadap irinotecan dan obat kemoterapi sejenis. Irinotecan berfungsi menargetkan protein yang terlibat dalam replikasi DNA, tetapi mutasi ini memungkinkan sel tumor bertahan hidup dengan meningkatkan aktivitas perbaikan DNA.
Dalam penelitian lebih lanjut, selinexor yang menekan aktivitas XPO1 ternyata berhasil membunuh sel-sel tumor. Kombinasi selinexor dan irinotecan dapat mengurangi ukuran tumor dalam model prainklinis kanker kolorektal.
“Penelitian Dr. Taylor membuka kemungkinan strategi baru untuk mengatasi resistensi pada tumor padat yang lebih lanjut, termasuk kanker kolorektal,” kata Merchán. Penelitian ini tak hanya menjadi panduan untuk pendekatan terapeutik baru, namun juga memberikan pemahaman lebih mendalam tentang peran XPO1.
Temuan Edward dan rekan-rekannya di Masonic Cancer Center menunjukkan bahwa XPO1 R749Q meningkatkan protein perbaikan DNA, yaitu RPA, yang melawan efek irinotecan. Lebih jauh lagi, Taylor berencana untuk menguji kombinasi selinexor dengan imunoterapi dan menyelidiki apakah proses ini sama untuk kanker endometrium.
Penelitian ini didukung sebagian oleh hibah dari U.S. National Institutes of Health dan dari Sylvester. “Kami terfokus pada sains terjemahan agar hasil bisa segera bermanfaat bagi pasien,” tutur Taylor, yang sangat bersemangat menerapkan pelajaran yang didapat dari penelitian XPO1 pada kanker darah ke kanker lain.

Justin Taylor dan tim berhasil menjelaskan potensi pengobatan baru untuk kanker kolorektal dengan memanfaatkan mutasi XPO1. Studi ini menunjukkan bahwa kombinasi selinexor dengan irinotecan dapat menjadi terapi yang efektif, bahkan di luar area mutasi yang teridentifikasi. Penemuan ini berpotensi untuk merambah penggunaan di bidang kanker lainnya, termasuk kanker endometrium. Dengan dukungan pendanaan dari penghargaan Glaser, upaya ini diharapkan dapat terus berkembang ke aplikasi klinis.

Sumber Asli: www.newswise.com

Ines Alvarez is a digital media strategist and journalist who has reshaped online news reporting through innovative storytelling techniques. With a degree from the University of California, Berkeley, Ines utilizes her technological expertise to engage readers through interactive content and immersive narratives. Over a span of ten years, she has covered major events across various platforms, developing a unique voice that resonates with diverse audiences. Ines is also an advocate for journalism education and is often invited to speak at media seminars.

Post Comment