Apakah Angka Kanker Menurun di Kalangan Penderita HIV?
Angka kanker sebagian besar mengalami penurunan atau stabil di antara orang yang hidup dengan HIV, dengan penekanan pada penurunan kanker terkait sistem kekebalan. Namun, risiko untuk kanker anal dan hati tetap tinggi dibanding populasi umum. Penelitian melibatkan data dari hampir 850 ribu orang dengan HIV di AS, dan menunjukan adanya penurunan signifikan pada beberapa jenis kanker, namun risiko tetap tinggi untuk beberapa lainnya.
Sejumlah penelitian terbaru menunjukkan bahwa angka kanker pada orang yang hidup dengan HIV menurun atau stabil. Meskipun kanker yang terkait dengan penekanan sistem kekebalan semakin berkurang, orang dengan HIV masih berisiko lebih tinggi untuk kanker anal dan hati. Tentu saja, ini menjadi perhatian khusus, mengingat HIV positif cenderung memiliki tingkat risiko yang lebih besar daripada populasi umum. Penelitian yang diterbitkan dalam JAMA Oncology melibatkan analisis terhadap kira-kira 850 ribu catatan medis dari orang-orang positif HIV di beberapa negara bagian AS dan Puerto Rico antara tahun 2001-2019.
Temuan menunjukkan bahwa insiden kanker-kanker oportunistik, seperti Kaposi sarcoma (KS) dan limfoma Hodgkin, terus menurun. Dari keputusan itu, insidennya turun masing-masing 24% untuk KS, 23% untuk limfoma B besar difus dan 25% untuk limfoma Hodgkin antara 2010-2014 dan 2015-2019. Yang menarik, tren serupa juga terlihat pada insiden kanker paru-paru dan hati yang menurun dari tahun 2001 hingga 2019, yang terutama disebabkan oleh berkurangnya kebiasaan merokok.
Walaupun perkembangan positif ini terlihat dalam penurunan angka kanker lain, ada masalah yang lebih rumit. Penurunan insiden kanker yang disebabkan oleh virus papiloma manusia (HPV) masih statistiknya tidak memberi kemajuan yang jelas. Pertama, kanker serviks masih dianggap sebagai kondisi yang mendefinisikan AIDS, sementara kanker anal tidak. Para peneliti mencatat bahwa kanker vulva menunjukkan peningkatan yang mengkhawatirkan, dan mereka menilai lebih banyak penelitian diperlukan untuk memperjelas hubungan antara kanker vulva dengan HPV di kalangan wanita dengan HIV.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa orang-orang berusia 70 hingga 84 tahun dengan HIV memiliki risiko tertinggi untuk kanker prostat, paru-paru, payudara, serta kanker hati. Ini sama dengan tren yang terlihat di HIV negatif. Namun, para peneliti mengingatkan bahwa angka untuk kanker hati tidak masuk dalam sepuluh besar kanker yang sering terdiagnosis pada orang tanpa HIV, sehingga itu penting untuk diperhatikan.
Secara keseluruhan, meskipun ada penurunan dalam beberapa jenis kanker, orang dengan HIV secara signifikan masih mengalami risiko yang lebih tinggi untuk beberapa kanker tertentu, seperti kanker anal dan hati. Penelitian menunjukkan bahwa peningkatan kapasitas perawatan HIV dan vaksinasi dapat membantu menurunkan risiko kanker. Diperlukan pendekatan yang lebih terfokus pada pencegahan dan skrining untuk orang-orang yang hidup dengan HIV meskipun hasil yang menjanjikan sudah terlihat.
Sumber Asli: www.poz.com
Post Comment