Loading Now

Manfaat Terapi Pemeliharaan Selinexor pada Kanker Endometrium Recidiv TP53 Wild-Type

Grafik selinexor menunjukkan manfaat klinis yang tahan lama pada kanker endometrium tipe liar TP53.
  • Selinexor terbukti tingkatkan PFS dalam kanker endometrium.
  • Kanker TP53 wild-type mendapat manfaat signifikan dari selinexor.
  • Studi SIENDO menunjukkan keunggulan selinexor atas plasebo.
  • Data menunjukkan selinexor meningkatkan TFST dan PFS.
  • Efek samping selinexor termasuk mual dan muntah umum.

Manfaat terapeutik selinexor pada kanker endometrium

Pemeliharaan Selinexor menunjukkan manfaat klinis yang signifikan pada kanker endometrium recidif TP53 wild-type. Terapi ini berhasil meningkatkan Survive Progressi Tanpa Gejala (PFS), waktu terapi pertama berikutnya (TFST), waktu untuk progresi kedua (PFS2), dan waktu terapi kedua subsekuen (TSST). Data dari studi fase 3 SIENDO menunjukkan bahwa selinexor memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan plasebo, tanpa memandang status perbaikan mismatch repair.

Data PFS menunjukkan keunggulan selinexor

Dalam analisis terbaru, empat puluh tiga persen pasien di kelompok selinexor menunjukkan penyakit TP53 wild-type, dengan median PFS mencapai 39,5 bulan, sangat tinggi jika dibandingkan dengan 4,9 bulan pada kelompok plasebo. Di subgrup pMMR, hasilnya lebih menjanjikan dengan selinexor. Meskipun demikian, di subgrup dMMR, median PFS mencapai 13,1 bulan.

Efek samping dan tolerabilitas selinexor

Efek samping yang muncul setelah pengobatan dengan selinexor di antara 76 pasien sering meliputi mual, muntah, dan diare, meskipun efek samping grade 3 atau lebih jarang terjadi. Sementara itu, kelompok plasebo juga melaporkan efek samping tetapi dengan intensitas lebih rendah. Hasil ini menunjukkan bahwa meskipun selinexor efektif, harus diwaspadai efek samping yang mungkin terjadi.

Selinexor menunjukkan manfaat yang signifikan pada pasien kanker endometrium TP53 wild-type dengan peningkatan PFS dan TFST dibandingkan plasebo. Efek samping umumnya dapat ditoleransi, meskipun perhatian perlu diberikan pada kemungkinan efek luar biasa pada pasien. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memastikan efektivitas jangka panjang dalam pengobatan ini.

Sofia Peterson is an acclaimed investigative journalist whose work spans over 15 years, focusing on corporate ethics and accountability. Holding a degree in economics from the University of Helsinki, she seamlessly blends financial understanding with journalistic integrity. Sofia's meticulous investigative approaches have uncovered significant corporate malfeasance, leading to changes in policy and corporate governance. Renowned for her fearless commitment to truth and transparency, she is a mentor to aspiring journalists globally.

Post Comment