Loading Now

Sensor CRISPR Baru: Deteksi Kanker dan HIV di Rumah dengan Biaya Murah

Sensor alat deteksi penyakit menggunakan CRISPR dan DNA, ditampilkan pada latar belakang kasar dengan warna lembut.
  • MIT researchers create a low-cost home test for cancer and HIV.
  • These CRISPR-powered sensors can last weeks without refrigeration.
  • A simple polymer coating preserves DNA stability for up to two months.
  • The sensors can detect various diseases without needing a clinic visit.
  • The study aims for real-world deployment with field testing in diverse environments.

Inovasi Baru dalam Diagnostik Kesehatan di Rumah

Kemajuan Deteksi Penyakit dengan Sensor CRISPR: Peneliti dari MIT baru saja mengembangkan sensor berbasis DNA yang dapat digunakan di rumah untuk mendeteksi penyakit seperti kanker dan HIV. Inovasi ini menjadi solusi yang praktis karena biayanya kurang dari satu dolar, jauh lebih murah dibandingkan biaya bus. Sensor ini terbuat dari elektrode daun emas yang dilapisi DNA dan dijamin tahan lama, bahkan dalam kondisi ekstrim seperti suhu tinggi.

Memanfaatkan CRISPR untuk Deteksi Lebih Canggih

Kelebihan Sensor DNA dalam Penanganan Penyakit: Sensor yang diciptakan ini mengandalkan enzim penghancur DNA dari sistem pengeditan gen CRISPR. Ketika enzim ini mendeteksi gen penyebab kanker, ia akan memulai proses penghancuran DNA di elektrode, seperti mesin pemotong rumput. Dengan menggunakan pelindung polimer, DNA sensor dapat bertahan hingga dua bulan meskipun dalam suhu tinggi, memungkinkan deteksi biomarker kanker prostat dari urin tanpa kehilangan kualitas.

Dari Laboratorium ke Lingkungan Nyata

Potensi untuk Pengujian Lapangan dan Aksesibilitas: Tim peneliti yang dipimpin oleh Ariel Furst kini sedang mengembangkan sensor ini menuju pengujian di lapangan setelah bergabung dengan akselerator MIT delta v. Dengan kemampuan untuk memproduksi dan mengirimkan sensor yang stabil tanpa pendinginan, potensi untuk mendeteksi berbagai penyakit menular seperti HPV dan HIV kini jauh lebih mudah diakses. Ke depan, mereka berharap dapat melakukan pengujian langsung dengan sampel pasien di berbagai kondisi nyata, memperluas jangkauan penggunaan teknologi ini.

Inovasi sensor berbasis DNA dari MIT ini menawarkan solusi praktis untuk deteksi penyakit di rumah, dengan biaya produksi yang rendah dan daya tahan yang tinggi. Teknologi ini tidak hanya bermanfaat bagi pasien yang memiliki akses terbatas ke fasilitas kesehatan, tetapi juga memungkinkan deteksi cepat untuk patogen yang muncul. Dengan hadirnya sensor yang dapat dikirim tanpa memerlukan pendinginan, ini membuka jalan baru bagi penelitian dan pemantauan kesehatan di lingkungan non-idealis.

Aiden Caldwell is a seasoned journalist with over 15 years of experience in broadcast and print media. After earning his degree in Communications from a prestigious university, he began his career as a local news reporter before transitioning to digital journalism. His articles on public affairs have earned him accolades in the industry, and he has worked for several major news organizations, covering everything from politics to science. Aiden is known for his investigative prowess and his ability to connect with audiences through insightful storytelling.

Post Comment