Pencegahan Kanker
Penelitian
CANCER PREVENTION, CLINICAL TRIALS, DEPARTMENT OF MEDICAL MICROBIOLOGY AND, HEALTH, JO, JOGENDER TUSHIR - SINGH, MEDICINE, NATURE COMMUNICATIONS, NUTRITION, RESEARCH, UC DAVIS, UNIVERSITY OF CALIFORNIA DAVIS COMPREHENSIVE CANCER, UNIVERSITY OF CALIFORNIA DAVIS COMPREHENSIVE CANCER CENTER
Marcus Johnson
0 Comments
Mengapa Manusia Lebih Rentan terhadap Kanker
- Mutasi genetik membuat Fas Ligand lebih rentan terhadap inaktivasi.
- Manusia lebih rentan kanker dibanding primata lainnya.
- Pengobatan kanker solid menghadapi banyak tantangan.
- Plasmin dapat mengecilkan efektivitas FasL dalam terapi imun.
- Terapi kombinasi bisa meningkatkan hasil pengobatan kanker.
Perubahan Genetik yang Mempengaruhi Respons Imun terhadap Kanker
Mengapa Manusia Lebih Rentan Terhadap Kanker Kanker merupakan salah satu isu kesehatan paling kompleks di zaman sekarang. Menariknya, penelitian dari University of California Davis Comprehensive Cancer Center baru saja mengungkap bagaimana perubahan evolusi mungkin berpengaruh pada sistem imun manusia, sehingga dari situlah terlihat jelas mengapa manusia lebih rentan terhadap kanker dibandingkan dengan primata non-manusia. Menurut studi ini yang dipublikasikan di Nature Communications, walaupun manusia berbagi lebih dari 98% genom kita dengan primata lain, risiko kanker pada manusia ternyata jauh lebih tinggi.
Tantangan pada Terapi Imun dan Kanker Solid
Masalah dalam Pengobatan Kanker Solid Sebagian besar pengobatan kanker modern, terutama terapi imun, telah membawa dampak positif pada penanganan kanker darah. Namun, ketika berhadapan dengan kanker solid, tantangan yang dihadapi jauh lebih besar. Permasalahan seperti aktifasi sel T yang kurang optimal dan lingkungan tumor yang tidak bersahabat, membuat proses infiltrasi sel imun menjadi lebih sulit, memberi kesempatan pada tumor untuk lolos dari deteksi.
Strategi untuk Meningkatkan Terapi Imun Kanker
Pentingnya Penelitian Ini Dalam penelitian ini, para peneliti menemukan mutasi genetik kecil dalam Fas Ligand (FasL) yang menjelaskan mengapa manusia lebih kesulitan dalam menyerang tumor-tumor solid. Mutasi ini membuat FasL lebih mudah dinonaktifkan oleh plasmin, enzim yang biasanya ditemukan pada tumor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa menghambat plasmin atau melindungi FasL dari pemotongan bisa menjadi kunci untuk meningkatkan efektivitas terapi imun kanker. Dengan menggandengkan terapi saat ini dengan penghambat plasmin atau antibodi yang melindungi FasL, respons imun dapat diperbaiki, menawarkan harapan baru bagi pasien dengan tumor solid.
Penelitian ini menyoroti bagaimana mutasi genetik dalam FasL mempengaruhi efisiensi sistem imun manusia terhadap kanker solid. Dengan menemukan cara untuk melindungi FasL, peneliti berharap bisa meningkatkan hasil pengobatan untuk pasien dengan tumor terserang plasmin. Ini bisa membuka jalan bagi langkah baru dalam terapi kanker yang lebih personal dan efektif.
Post Comment