Mikrobioma Usus dan Profil Metabolit Terhubung Dengan Respons Kemoterapi Pada Kanker Payudara
- Keseimbangan mikrobioma usus berpengaruh pada kanker.
- Penelitian ini menganalisa profil mikrobiota pada kanker payudara.
- Fusobacterium tinggi pada respon buruk setelah kemoterapi.
- Rasio Firmicutes/Bacteroidetes berkorelasi dengan respon terapi.
- Asam amino dan lipid teridentifikasi sebagai biomarker prediktif.
Kaitan antara Mikroba dan Kemoterapi pada Kanker Payudara
Dalam sebuah artikel yang baru dipublikasikan di jurnal BIO Integration, peneliti mengungkapkan kaitan antara profil mikrobioma usus dan metabolit dengan respons terhadap kemoterapi pada pasien kanker payudara. Diketahui bahwa ketidakseimbangan dalam mikrobioma usus memiliki hubungan erat dengan perkembangan kanker. Hal ini dapat memengaruhi tumorigenesis melalui beberapa cara, termasuk memengaruhi respons inflamasi, mengatur sistem kekebalan, serta berpartisipasi dalam jalur sinyal tumor.
Dampak NAC Terhadap Mikrobioma Usus
Penelitian ini meneliti hubungan dinamis mikroba usus dan profil metabolit pada hasil kemoterapi neoadjuvant (NAC) pasien kanker payudara. Dalam studi ini, pasien diklasifikasikan berdasarkan tingkat Miller-Payne (MP) menjadi respons yang baik (MP 4-5) atau buruk (MP 1-3). Sampel feses diambil dari pasien baik sebelum maupun setelah NAC dan dianalisis menggunakan sequencing 16S rRNA serta analisis metabolit yang tidak terarah.
Menemukan Biomarker Prediktif untuk Respons Kemoterapi
Setelah menjalani kemoterapi neoadjuvant, keragaman spesies serta kelimpahan mikrobioma usus berkurang secara signifikan, meskipun tren ini tidak berkorelasi dengan efektivitas NAC. Menariknya, kadar Fusobacterium tetap tinggi pada pasien respon buruk dibanding yang baik setelah NAC. Rasio Firmicutes/Bacteroidetes lebih rendah pada pasien kanker payudara dibandingkan kontrol sehat, dan ini berkorelasi dengan respons terapeutik. Metabolomik yang tidak terarah menunjukkan asam amino yang teratur lebih tinggi pada respon buruk dan lipid yang meningkat pada respon baik.
Temuan ini menyoroti potensi mikrobioma usus sebagai predictor efektivitas kemoterapi neoadjuvant serta kemungkinan terapi. Memodulasi Fusobacterium atau jalur metabolit bisa jadi cara untuk meningkatkan respons kemoterapi. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menyesuaikan microbiota dan metabolit sebagai intervensi klinis.
Post Comment