Pencegahan Kanker
CANCER PREVENTION, CLINICAL TRIALS, DEPARTMENT OF CHEMISTRY, DI ANTONIO, DISEASE PREVENTION, EUROPE, HPV VACCINE, IAIN MCNEISH, IMPERIAL COLLEGE LONDON, LONDON, MARCO DI ANTONIO, MEDICINE, MOLECULAR SCIENCE, MOLECULAR SCIENCE RESEARCH, ONCOLOGY, UK, UNITED KINGDOM
Aiden Caldwell
0 Comments
Terobosan Dalam Mengatasi Resistensi Kemoterapi pada Kanker Ovarium
- Penemuan baru di Imperial College London mengatasi resistensi kemoterapi.
- Kanker ovarium sangat bergantung pada struktur G-quadruplex untuk resistensi.
- Molekul pyridostatin dapat mengurangi resistensi hingga enam kali lipat.
Penemuan Baru dalam Mengatasi Kanker Ovarium
Ditemukan cara baru untuk mengatasi resistensi kemoterapi pada kanker ovarium. Peneliti dari Imperial College London yang merupakan biokimiawan dan klinisi menggunakan teknik genetika untuk memetakan bagaimana pita DNA manusia membentuk struktur seperti simpul. Kanker ovarium memanfaatkan simpul-simpul ini, dan ketika peneliti memblokir simpul tersebut dalam kondisi laboratorium, mereka mencatat pengurangan resistensi kemoterapi hampir enam kali lipat.
Resistensi Terhadap Kemoterapi dan Dampaknya
Kemoterapi merupakan salah satu cara penting untuk mengobati kanker, namun penyakit ini bisa beradaptasi dan menjadi resisten terhadap obat. Marco Di Antonio, seorang profesor di departemen ilmu molekuler di Imperial College, menjelaskan bahwa penelitiannya ini adalah yang pertama dalam menggunakan pendekatan ini untuk melawan resistensi kemoterapi. Sekitar 7.500 wanita di Inggris didiagnosis kanker ovarium setiap tahun, menjadikannya kanker keenam paling umum pada perempuan. Namun, lebih dari 70% kasus menunjukkan bahwa kanker ini sering kembali setelah kemoterapi karena resistensi yang berkembang.
Keterkaitan Antara Gen dan Resistensi
Tim Di Antonio meneliti apakah kanker ovarium sangat bergantung pada struktur khusus yang disebut G-quadruplex untuk menjadi resisten terhadap kemoterapi. Sampel sel dari pasien di berbagai tahap kanker menunjukan adanya hubungan, dengan lebih banyak simpul muncul setelah resistensi kemoterapi muncul. Mereka memutuskan untuk menggunakan molekul yang sudah ada untuk membidik struktur G-quadruplex ini, yang menghalangi simpul dari dikenali oleh protein pengatur ekspresi gen. Molekul ini, yang disebut pyridostatin, menunjukkan pengurangan resistensi hampir enam kali lipat, tetapi masih banyak pertanyaan yang belum terjawab.
Penelitian ini menawarkan harapan baru untuk mengatasi resistensi kemoterapi pada kanker ovarium, terutama dengan penggunaan molekul pyridostatin. Meskipun temuan ini menjanjikan, masih banyak tantangan yang harus dihadapi sebelum dapat diterapkan pada terapi pasien. Para peneliti berharap bahwa pendekatan ini dapat diterapkan untuk jenis kanker lain di masa depan.
Post Comment