Loading Now

Kenaikan Kanker Gastrointestinal Awal Perlu Ditindaklanjuti

Ilustrasi screening kanker gastrointestinal dengan grafik warna cerah dan desain minimalis.
  • Kanker gastrointestinal awal meningkat pesat di dunia, paling cepat di AS.
  • Kanker kolorektal adalah yang paling umum di antara kanker GI awal.
  • Perlu skrining yang lebih baik agar kanker dapat dideteksi lebih dini.
  • Kenaikan jumlah kasus lebih banyak terjadi pada orang berkulit hitam, Hispanik, dan wanita.
  • Faktor gaya hidup seperti obesitas dan pola makan tidak sehat berperan dalam risiko kanker.

Kanker GI awal memerlukan perhatian lebih

Kanker gastrointestinal (GI) yang muncul lebih awal kini menjadi perhatian global, terutama di Amerika Serikat, di mana lonjakannya lebih cepat dibandingkan kanker lainnya. Dua tinjauan terkini dari Dana-Farber Cancer Institute mengungkapkan bahwa angka kasus kanker GI awal meningkat secara drastis. Menurut peneliti, kanker GI awal meliputi jenis kanker seperti kanker kolorektal, kanker lambung, kanker esofagus, dan kanker pankreatik, dan semua ini perlu mendapatkan perhatian mendesak.

Kebutuhan akan pedoman skrining yang lebih jelas

Kanker kolorektal menjadi pembicaraan hangat sekarang ini karena adalah jenis kanker GI awal yang paling umum. Namun, semestinya kita tidak melupakan bahwa kanker lambung, pankreas, dan esofagus juga mengalami peningkatan, yang sangat memprihatinkan. Dr. Kimmie Ng, sebagai penulis senior penelitian ini, menegaskan bahwa peningkatan insiden kanker GI awal ini mendorong perlunya strategis pencegahan dan deteksi lebih dini, apalagi saat ini hanya kanker kolorektal yang memiliki pedoman skrining yang jelas untuk orang-orang berisiko rata-rata.

Kenaikan insiden kanker GI mempengaruhi kelompok usia muda

Data dari tinjauan British Journal of Surgery menunjukkan kenaikan 14,8 persen dalam diagnosed cancer GI awal antara tahun 2010 dan 2019. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa orang yang terkena dampak paling parah adalah kelompok minoritas dan perempuan. Selain itu, pertumbuhan paling drastis terjadi di kelompok usia yang lebih muda, di mana mereka yang lahir pada tahun 1990 lebih dari dua kali lipat berisiko terkena kanker kolorektal dibandingkan dengan mereka yang lahir pada tahun 1950. Dalam penelitian ini, Dr. Ng dan timnya menegaskan pentingnya melakukan skrining secara rutin.

Risiko dan pendekatan pengobatan kanker GI

Faktor gaya hidup menjadi sorotan dalam kedua tinjauan ini, termasuk obesitas, pola makan yang tidak sehat, serta kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol. Selain itu, faktor non-modifiable seperti riwayat keluarga dan sindrom keturunan seperti Lynch syndrome juga menyumbang pada peningkatan risiko. Treatment untuk kanker GI yang muncul lebih awal umumnya sama dengan yang dilakukan pada kasus yang muncul kemudian, dengan perawatan seperti kemoterapi, bedah, dan radiasi yang bisa saja lebih agresif. Para penulis mendorong pendirian pusat-pusat khusus dengan tim multidisiplin untuk membantu pasien menghadapi tantangan unik yang mereka hadapi.

Dua tinjauan dari Dana-Farber Cancer Institute menegaskan pentingnya meningkatkan kesadaran mengenai kanker gastrointestinal yang muncul lebih awal dan mendorong perlunya skrining yang lebih baik. Angka insiden dari kanker ini menunjukkan bahwa kelompok usia lebih muda semakin rentan, dan ini adalah sinyal bahwa kita perlu memperbaiki pendekatan pencegahan dan deteksi. Jika tidak, kita menghadapi kehilangan lebih banyak kesempatan untuk mengatasi penyakit yang serius ini.

Sofia Peterson is an acclaimed investigative journalist whose work spans over 15 years, focusing on corporate ethics and accountability. Holding a degree in economics from the University of Helsinki, she seamlessly blends financial understanding with journalistic integrity. Sofia's meticulous investigative approaches have uncovered significant corporate malfeasance, leading to changes in policy and corporate governance. Renowned for her fearless commitment to truth and transparency, she is a mentor to aspiring journalists globally.

Post Comment