Loading Now

Menyesuaikan Skrining Kanker Payudara Berdasarkan Risiko

Para ahli menyerukan pendekatan yang lebih disesuaikan dalam skrining kanker payudara, berfokus pada risiko individu daripada satu ukuran untuk semua. Mereka merekomendasikan model risiko jangka 5-10 tahun untuk menilai kebutuhan skrining. Selain itu, mammografi kontras bisa menjadi alternatif yang lebih baik daripada MRI.

BISAKAN Penyaring Kanker Payudara Lebih Disesuaikan dengan Risiko? Dalam diskusi di San Antonio, para ahli mempertanyakan apakah penyaring kanker payudara bisa lebih spesifik mengikuti risiko individu. Panduan umum merekomendasikan skrin bagi wanita berisiko lebih tinggi, namun untuk wanita berisiko rata-rata, penyaring masih berbasis usia. Memperbaharui pedoman, USPSTF merekomendasikan skrining dimulai pada usia 40 tahun dan dilakukan setiap dua tahun hingga usia 74 tahun, tanpa mempertimbangkan risiko ras dan kepadatan payudara. Para ahli percaya penting untuk menyesuaikan strategi skrining berdasarkan risiko individu yang lebih spesifik daripada hanya mengikuti model risiko jangka panjang. Beralih ke model risiko dalam 5-10 tahun dianggap lebih akurat. Dengan menggunakan model BCSC v3, dokter dapat mempertimbangkan berbagai faktor risiko seperti usia, indeks massa tubuh, dan sejarah keluarga. Untuk wanita usia 40-49 tahun, risiko rata-rata jangka pendek 1.4% seharusnya menjadi acuan untuk memulai skrining, yang mengurangi angka positif palsu dan prosedur yang tidak perlu. Perubahan ini menciptakan peluang untuk mencegah MRI tambahan yang tidak perlu. Sebagai alternatif, mammografi kontras diusulkan sebagai metode skrining yang lebih baik dibandingkan MRI, karena lebih spesifik dalam mendeteksi kanker dan lebih cepat serta lebih terjangkau. Dengan demikian, ada kebutuhan untuk meningkatkan pemahaman dan akses terhadap opsi skrining baru yang bisa lebih efisien serta efektif.

Kanker payudara adalah salah satu jenis kanker paling umum di kalangan wanita. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa pendekatan satu ukuran untuk semua dalam skrining kanker payudara tidak lagi memadai. Dengan memahami faktor risiko individu seperti usia, ras, dan kepadatan payudara, strategi skrining dapat ditingkatkan untuk lebih efektif dalam mendeteksi kanker secara dini. Diskusi di San Antonio menekankan pentingnya menggunakan model risiko yang mencakup jangka waktu yang lebih pendek (5-10 tahun) dalam pengambilan keputusan skrining.

Para ahli mengusulkan bahwa skrining kanker payudara perlu disesuaikan dengan risiko individu masing-masing wanita. Dengan memfokuskan pada faktor risiko spesifik dan menggunakan alat penilaian yang lebih akurat, diharapkan dapat meminimalkan intervensi yang tidak diperlukan dan memaksimalkan manfaat dari skrining. Transisi ke pendekatan menggunakan mammografi kontras sebagai alternatif terhadap MRI juga dapat meningkatkan aksesibilitas dan efisiensi skrining. Oleh karena itu, langkah-langkah ke arah ini sangat penting untuk kesehatan wanita.

Sumber Asli: www.medscape.com

Ines Alvarez is a digital media strategist and journalist who has reshaped online news reporting through innovative storytelling techniques. With a degree from the University of California, Berkeley, Ines utilizes her technological expertise to engage readers through interactive content and immersive narratives. Over a span of ten years, she has covered major events across various platforms, developing a unique voice that resonates with diverse audiences. Ines is also an advocate for journalism education and is often invited to speak at media seminars.

Post Comment