Media Sosial: Janji dan Risiko Dalam Mempromosikan Pencegahan Kanker Kulit
Media sosial meningkatkan kesadaran tentang risiko kanker kulit namun juga mendorong perilaku berbahaya seperti tanning. Kampanye interaktif lebih efektif dalam promosi kesadaran dibandingkan konten pendidikan. Namun, pengguna sosial lebih cenderung terpapar sinar UV meskipun memahami risikonya. Kesenjangan penelitian ada untuk meningkatkan promosi kesehatan kulit secara keseluruhan.
Sebuah tinjauan terhadap studi sebelumnya menemukan bahwa gambar di media sosial dapat mempengaruhi perilaku individu baik secara positif maupun negatif terkait perawatan dermatologis. Media sosial mampu meningkatkan kesadaran akan risiko penyakit kulit seperti kanker kulit terkait dengan paparan UV dan penggunaan tanning bed. Namun, pengguna media sosial juga cenderung terlibat dalam perilaku berbahaya seperti berjemur untuk mendapatkan kulit kecokelatan. Kampanye yang melibatkan interaksi pengguna, seperti cerita pribadi, kuis, dan sesi tanya jawab dengan ahli, menunjukkan hasil yang lebih baik dalam mengedukasi masyarakat dan mendorong tindakan pencegahan dibandingkan dengan konten berbasis fakta semata. Sementara itu, meningkatnya penggunaan platform visual seperti Instagram ditemukan berhubungan dengan meningkatnya jumlah individu yang melakukan tanning secara sengaja meskipun menyadari risikonya, menciptakan tantangan dalam promosi kesehatan kulit secara efektif.
Topik artikel ini membahas pengaruh media sosial terhadap perilaku pencegahan kanker kulit. Meski media sosial dapat menjadi alat yang efektif untuk menyebarluaskan informasi tentang risiko kanker kulit, terdapat sisi gelap yang menciptakan standar kecantikan yang tidak realistis dan mendorong perilaku berbahaya, seperti tanning. Tinjauan sistematik ini menganalisis 22 studi yang menunjukkan adanya hubungan antara penggunaan media sosial dan peningkatan paparan sinar UV, serta mengidentifikasi kesenjangan dalam penelitian tentang promosi aspek lain dari kesehatan kulit, seperti jerawat.
Penelitian menunjukkan bahwa meskipun media sosial berperan penting dalam meningkatkan kesadaran tentang risiko kanker kulit, ada risiko yang signifikan terkait dengan promosi perilaku tanning. Kampanye yang melibatkan interaksi pengguna lebih efektif dibandingkan dengan pendekatan yang murni edukatif. Namun, pengguna media sosial juga lebih mungkin terlibat dalam perilaku berbahaya dan ada kebutuhan untuk menjelajahi aspek lain dari kesehatan kulit dengan lebih baik melalui platform ini.
Sumber Asli: www.managedhealthcareexecutive.com
Post Comment