Pencegahan Kanker
” TIDBURY, AMERICAN CANCER SOCIETY, CANCER PREVENTION, DISEASE PREVENTION, EAST SUSSEX HEALTHCARE NHS TRUST, EUROPE, HEALTHCARE, HPV VACCINE, ISLAM MOHAMED, JUDE TIDBURY, LIFE EXPECTANCY, MEDICINE, MOHAMED, NORTH AMERICA, U. K, UNITED KINGDOM, UNITED STATES, UNIVERSITY OF MISSOURI, UNIVERSITY OF MISSOURI - KANSAS, WASHINGTON, WASHINGTON, D. C
Aiden Caldwell
0 Comments
Kenaikan Kasus Kanker Kolorektal pada Anak Usia 10 hingga 14 Tahun
Kasus kanker kolorektal pada anak berusia 10-14 tahun meningkat 500%, sementara kasus pada orang dewasa lanjut usia berkurang. Para ahli mendorong pengetahuan tentang gejala dini. Penelitian ini akan dipresentasikan pada Digestive Disease Week, dengan fokus pada deteksi dini dan pencegahan.
Sebuah studi baru mengungkapkan bahwa kasus kanker kolorektal pada anak-anak mengalami kenaikan yang signifikan, terutama di kalangan anak berusia 10 hingga 14 tahun, dengan peningkatan sebesar 500%. Meskipun jumlah kasus masih tergolong rendah secara keseluruhan, ahli kesehatan bekerja untuk memahami faktor-faktor yang menyebabkan perubahan ini. Hasil penelitian ini akan dipresentasikan pada konferensi Digestive Disease Week di Washington, D.C.
Berbeda dengan peningkatan pada anak-anak, jumlah kasus kanker kolorektal pada orang dewasa yang lebih tua menunjukkan penurunan secara perlahan sejak tahun 1980-an. Menurut American Cancer Society, “Pada orang yang berusia di bawah 55 tahun, tingkat kasus meningkat 1% hingga 2% setiap tahun sejak pertengahan 1990-an.”
Jude Tidbury, seorang spesialis perawat gastroenterologi dari East Sussex Healthcare NHS Trust di Inggris, menjelaskan bahwa dengan meningkatnya prevalensi kanker kolorektal pada usia muda, pedoman untuk skrining pun berubah. “Kami melakukan skrining untuk orang berusia 60 tahun; kini diturunkan menjadi 55, dan dalam beberapa bulan mendatang akan diturunkan lagi menjadi 50,” ungkap Tidbury.
Penelitian terbaru dipimpin oleh Islam Mohamed, MD, dari University of Missouri-Kansas City. Dalam analisisnya, dari tahun 1999 hingga 2020, dia menemukan bahwa kanker kolorektal meningkat 500% pada anak berusia 10-14 tahun, 333% pada remaja 15-19 tahun, dan 185% pada usia 20-24 tahun. Meskipun kenaikan ini tajam, penting untuk dicatat bahwa angka sebenarnya masih rendah.
Mohamed menekankan bahwa meskipun jumlahnya kecil, tanda dan gejala kanker kolorektal dini perlu diketahui. Gejala umum termasuk perubahan kebiasaan buang air besar, nyeri perut, perdarahan rektal, dan tanda-tanda anemia defisiensi besi. Penanganan gaya hidup seperti tetap aktif, mengonsumsi serat tinggi, dan mengurangi daging olahan juga menjadi perhatian.
Dr. Federica Amati dari ZOE mengatakan bahwa peningkatan kasus yang mengkhawatirkan ini menunjukkan perlunya upaya pencegahan dan deteksi kanker kolorektal yang lebih baik. “Memastikan anak-anak dan remaja mendapatkan diet kaya serat dengan berbagai makanan minim olahan harus jadi prioritas kesehatan masyarakat,” tegasnya.
Terdapat berbagai pertanyaan yang belum terjawab mengenai peningkatan ini, termasuk pengaruh obesitas, faktor gaya hidup, dan kemungkinan hubungan genetik. Penelitian juga mencoba memahami peran mikrobioma usus, yang dapat berhubungan dengan risiko kanker ini, dalam upaya untuk mengidentifikasi individu yang berisiko.
Penelitian yang didanai oleh Cancer Research UK dan National Cancer Institute memberikan harapan dan fokus pada peningkatan pemahaman tentang kanker yang muncul lebih awal serta langkah advokasi yang diperlukan untuk menanggulangi masalah ini.
Kanker kolorektal, elok dikenal sebagai kanker usus besar, biasanya dianggap sebagai penyakit yang menyerang orang tua. Namun dalam beberapa dekade terakhir, terlihat tren yang mengkhawatirkan terkait peningkatan kasus pada individu yang lebih muda, khususnya anak-anak dan remaja. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki lonjakan ini, dengan fokus pada pemahaman lebih dalam tentang faktor-faktor yang berkontribusi.
Tren peningkatan kanker kolorektal pada anak berusia 10 hingga 14 tahun sebesar 500% menjadi perhatian utama. Meskipun angka absolut masih rendah, pengetahuan tentang gejala dini dan pencegahan sangat penting. Ahli menekankan perlunya perhatian kesehatan masyarakat untuk mengatasi masalah ini, di samping upaya penelitian lebih lanjut untuk memahami penyebabnya.
Sumber Asli: www.healthline.com
Post Comment