Langkah Berani Afrika Selatan Melawan Kanker Serviks
Afrika Selatan menghadapi tantangan tinggi dalam kasus kanker serviks, dengan lebih dari 10.700 diagnosis baru tiap tahun. Vaksinasi anak dan akses pemeriksaan HPV sangat penting untuk pencegahan. Penelitian menunjukkan rendahnya kesadaran terhadap kanker serviks dan preferensi untuk pengujian mandiri sebagai jalan keluar, meskipun tantangan pendidikan bagi tenaga kesehatan masih ada.
Meskipun kanker serviks kini dapat dicegah dengan vaksin, satu wanita meninggal setiap dua menit karena penyakit ini di seluruh dunia, dengan wanita di negara berpenghasilan rendah dan menengah paling terpengaruh. Di Afrika Selatan, terdapat lebih dari 10.700 kasus baru kanker serviks setiap tahun, dengan lebih dari 5.800 kematian. Untuk mengatasinya, vaksinasi serta pemeriksaan HPV harus ditingkatkan, memberikan harapan untuk mengurangi angka kematian.
Pengentasan kanker serviks berkaitan erat dengan human papillomavirus (HPV). Langkah-langkah kunci termasuk vaksinasi anak berusia 9 hingga 15 tahun serta akses pemeriksaan HPV yang lebih luas. Deteksi dini melalui pemeriksaan sangat penting karena kanker serviks dapat diobati jika ditemukan lebih awal.
Africa Selatan berupaya mengatasi tantangan ini dengan memperluas akses vaksinasi dan pemeriksaan. Dr. Ifedayo Adetifa dari FIND menyatakan, “Pertarungan untuk menghilangkan kanker serviks belum berakhir, tetapi ada harapan di cak-horizon.” FIND bekerja sama dengan berbagai sektor untuk menemukan solusi inovatif dalam pengujian HPV.
Penelitian terbaru dari FIND menunjukkan rendahnya kesadaran tentang kanker serviks dan HPV, di mana 58% wanita tidak mengetahui keterkaitannya. Untuk pengujian, 77% responden memilih pengujian DNA HPV sebagai metode yang nyaman dan andal, dengan preferensi untuk pengumpulan sendiri karena privasi.
Ketersediaan alat pengumpulan sendiri di apotek berpotensi meningkatkan angka pemeriksaan. Sekitar 74% wanita bersedia membeli alat dari apotek, dengan tarif yang dapat dijangkau antara $18 hingga $36. Penelitian mengungkapkan bahwa 59% lebih suka mengambil sampel di klinik, tetapi 28% lebih memilih melakukannya di rumah.
Meskipun pengujian sendiri menawarkan kesempatan baru, keberhasilannya sangat tergantung pada pemahaman yang memadai di kalangan tenaga kesehatan. Sayangnya, penelitian menunjukkan rendahnya kesadaran para tenaga kesehatan tentang protokol manajemen kanker serviks, sehingga dibutuhkan inisiatif pelatihan dan peningkatan kapasitas.
FIND dan Departemen Kesehatan Nasional (NDOH) telah memberikan pelatihan kepada lebih dari 700 tenaga kesehatan. Selain itu, FIND dan NDOH juga mendistribusikan lebih dari 10.000 materi pendidikan tentang pencegahan kanker serviks untuk mengatasi defisit informasi publik.
Untuk mengurangi beban kanker serviks, diperlukan pendekatan terpadu yang mencakup pendidikan, inovasi, dan reformasi sistemik. Ini mencakup dukungan kebijakan, meningkatkan akses alat pengujian, serta memperkuat kampanye kesadaran publik. Dr. Ntombi Sigwebela dari FIND mengatakan, “Dengan akses kepada opsi yang terjangkau, kami memberi perempuan kendali atas kesehatan mereka.”
Kanker serviks adalah penyakit yang sepenuhnya dapat dicegah melalui vaksinasi dan pemeriksaan. Namun, kesadaran masyarakat dan pemahaman tentang kanker tetap rendah, terutama di negara berkembang. Penelitian ini berfokus pada meningkatkan pendidikan dan akses terhadap pengujian HPV di Afrika Selatan untuk mengurangi kematian akibat kanker serviks.
Afrika Selatan berupaya menanggulangi kanker serviks lewat vaksinasi dan pemeriksaan HPV. Meskipun terdapat kendala, langkah-langkah inovatif seperti pengujian mandiri menawarkan harapan. Diperlukan pelatihan untuk tenaga kesehatan agar dapat mendidik masyarakat, sehingga kesadaran tentang kanker serviks dan pentingnya pemeriksaan dapat meningkat.
Sumber Asli: www.news-medical.net
Post Comment