Pencegahan Kanker
Penelitian
CALIFORNIA, CANCER PREVENTION, COMPREHENSIVE, COVID-19, EPIDEMIOLOGY & BIOSTATISTICS AND UROLOGY, ERIN L. VAN BLARIGAN, MEDICINE, NORTH AMERICA, NORTH COAST, PRECISION MEDICINE, RESEARCH, SC, UC SAN FRANCISCO, UCSF, UCSF HELEN DILLER FAMILY, UCSF HELEN DILLER FAMILY COMPREHENSIVE CANCER CENTER, UNITED STATES, VAN BLARIGAN
Ines Alvarez
0 Comments
Peningkatan Mencolok Kasus Kanker Prostat Lanjutan di California
Laporan penelitian menunjukkan lonjakan signifikan kasus kanker prostat lanjutan di California pasca perubahan pedoman skrining. Angka kematian kini stabil setelah bertahun-tahun menurun. Pentingnya skrining yang akurat untuk mendeteksi tumor berbahaya dan menjaga angka kematian tetap rendah semakin ditekankan.
Studi terbaru dari UC San Francisco menunjukkan lonjakan signifikan dalam kasus kanker prostat lanjutan di California sejak pedoman skrining berubah, dengan peningkatan lebih besar dibandingkan secara nasional. Setelah bertahun-tahun mengalami penurunan, angka kematian akibat kanker ini kini mencapai dataran tinggi di berbagai area di negara bagian tersebut. Penelitian ini menekankan pentingnya skrining yang mampu mendeteksi tumor berpotensi fatal tanpa menyebabkan kekhawatiran akan tumor yang tidak membahayakan. Temuan ini dipublikasikan pada 27 Januari di JAMA Network Open.
Dr. Erin L. Van Blarigan, sebagai penulis utama, mengungkapkan bahwa tren ini mencolok dan terjadi di berbagai kelompok usia, ras, dan daerah di California. Ia menekankan urgensi masalah ini, menyatakan bahwa riset terkait metode skrining yang tepat untuk kanker prostat masih menjadi tantangan bagi para peneliti dan dokter. Tanpa skrining, banyak pria yang didiagnosis dengan kanker prostat lanjutan, di mana perawatan menjadi kurang efektif.
Sejak tahun 2004 hingga 2021, data menunjukkan peningkatan signifikan dalam berbagai wilayah di California dengan rata-rata 6,7% per tahun selama dekade terakhir. Sementara itu, angka kematian akibat kanker prostat di seluruh negara bagian telah berhenti mengalami penurunan. Peneliti menganalisis data dari hampir 388.000 pria yang terkena kanker prostat, di mana 28.000 berada pada tahap lanjut. 58.754 kematian tercatat selama periode tersebut, merinci perbandingan angka di masing-masing wilayah.
Skrining kanker prostat paling sering dilakukan dengan tes PSA, tetapi tidak membedakan antara tumor yang agresif dan non-agresif, yang mengakibatkan diagnosis yang tidak perlu. Sejak 2012, rekomendasi skrining untuk pria telah dibatalkan tetapi pada 2018, rekomendasi baru dikeluarkan, yang memicu diskusi penting antara pria berusia 55-69 tahun dan dokter mereka tentang manfaat dan risiko skrining.
Penelitian menunjukkan penurunan kematian akibat kanker prostat sebesar 2,6% per tahun antara 2004 dan 2012, dan setelahnya angka kematian menjadi stabil di 7 dari 10 wilayah. Wilayah Inland Empire dan San Diego-Imperial menunjukkan tingkat kematian tertinggi, sedangkan San Francisco Bay Area mencatatkan yang terendah. Pengawasan tren kanker prostat sangat penting untuk mengevaluasi dampak pedoman skrining terhadap populasi yang berbeda.
Kanker prostat merupakan jenis kanker paling umum di kalangan pria di AS dan penyebab kedua kematian akibat kanker. Tumor berkisar dari tingkat agresif hingga yang tidak berbahaya, sehingga metode skrining yang tepat sangat penting. Penggunaan tes PSA sebagai alat utama tidak selalu efektif dalam membedakan antara tumor berbahaya dan tidak berbahaya, yang mengakibatkan lonjakan diagnosis kanker lanjutan setelah perubahan pedoman skrining.
Kenaikan kasus kanker prostat lanjutan di California menunjukkan perlunya skrining yang lebih baik agar tumor berbahaya dapat terdeteksi lebih awal. Rekomendasi untuk skrining harus dievaluasi kembali mengingat dampak negatif dari skrining yang tidak tepat. Pedoman baru dan dampaknya perlu terus dipantau untuk memahami bagaimana dapat mencegah angka kematian dari kanker prostat di kalangan pria.
Sumber Asli: www.ucsf.edu
Post Comment