Peneliti Cambridge Menggunakan AI Untuk Melawan Kanker
Peneliti Cambridge menggunakan AI untuk meningkatkan penanganan kanker ovarium melalui alat IRON, yang memprediksi respons pengobatan. AI juga digunakan untuk pengobatan kanker ginjal dan sistem OSAIRIS mempercepat radioterapi. Dengan menemukan pola dalam DNA rusak, peneliti mendapatkan biomarker baru untuk pengobatan yang lebih baik.
Peneliti di Cambridge telah mengembangkan alat baru berbasis AI bernama IRON, yang memprediksi respons pasien terhadap pengobatan kanker ovarium sebelum terapi dimulai. Dengan mengintegrasikan data pasien seperti CT, tes darah, dan rekam medis, IRON membantu dokter membuat keputusan lebih cepat dan lebih tepat. Sekitar 39% wanita tidak merespons kemoterapi, sehingga analisis AI ini dapat mempercepat pengenalan alternatif pengobatan yang lebih efektif.
Dr Mireia Crispin-Ortuzar menyatakan, “Kami dapat memperkirakan siapa yang mungkin mendapatkan manfaat dari pengobatan ini, dan siapa yang mungkin memerlukan alternatif, sehingga kami dapat segera melakukan perubahan pada perjalanan pengobatan.”
Dengan menggunakan augmented radiomics, IRON menganalisis gambar CT untuk mengidentifikasi pola yang tidak terdeteksi mata manusia. Professor James Brenton menekankan pentingnya alat ini dalam mengubah cara kanker ovarium ditangani, yang telah stagnan dalam hasil pengobatan selama 20 tahun terakhir.
Selain itu, penelitian juga menunjukkan potensi AI untuk membantu diagnosis kanker ginjal lebih awal, dengan sebuah model AI dapat mendeteksi kanker renal kecil lebih akurat. Ini bertujuan untuk membuat pemeriksaan kesehatan rutin yang sebelumnya tidak ekonomis dapat dilakukan.
Sementara itu, aplikasi OSAIRIS yang dikembangkan oleh NHS dan University of Cambridge telah mengurangi waktu menunggu radioterapi untuk tumor yang tumbuh cepat. Sistem ini membuat “twin digital” pasien untuk mempercepat persiapan perawatan.
Peneliti juga berhasil menerapkan alat pengenalan pola untuk memahami DNA yang rusak, membantu menargetkan kanker yang sulit diobati seperti kanker paru-paru dan pankreas. Florian Markowetz menjelaskan, alat tersebut membantu menemukan pola dalam genom untuk menghasilkan biomarker baru yang dapat menjadi target pengobatan.
Keseluruhan penelitian Cambridge menunjukkan kemajuan besar dalam penerapan AI untuk penanganan kanker. Dengan alat seperti IRON dan OSAIRIS, waktu penanganan dapat dipersingkat, diagnosis lebih akurat, dan pemahaman tentang kanker dapat diperluas dengan penemuan biomarker baru. Pendekatan inovatif ini diharapkan dapat meningkatkan hasil pengobatan pasien dan mempercepat proses penelitian ke dalam praktik klinis.
Sumber Asli: www.cam.ac.uk
Post Comment