Loading Now

Penelitian WSU Ungkap Peran Tidur dalam Pencegahan Kanker

WSU sedang meneliti peran tidur dalam mencegah dan mengobati kanker, dengan fokus pada dampak tidur dan irama sirkadian pada risiko kanker. Peneliti Yool Lee menemukan bahwa waktu pemberian obat anti-kanker berpengaruh besar, sedangkan Brieann Satterfield melihat risikonya pada pekerja shift. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi cara pencegahan yang efektif.

Hasil penelitian dari Washington State University (WSU) menunjukkan pentingnya tidur dalam pencegahan dan pengobatan kanker. Temuan ini diungkap dalam fitur khusus untuk Bulan Pencegahan Kanker Nasional. Para peneliti di Elson S. Floyd College of Medicine mengeksplorasi bagaimana pengaruh kualitas dan waktu tidur terhadap risiko kanker serta respons terhadap pengobatan. Misalnya, penelitian di Sleep and Performance Research Center menyoroti dampak sleep deprivation dan gangguan irama sirkadian pada perkembangan kanker.

Penelitian yang dipimpin Yool Lee, PhD, berfokus pada efek irama sirkadian dalam pengobatan osteosarcoma dan glioblastoma. Dia menemukan bahwa efektivitas obat anti-kanker bergantung pada waktu pemberiannya. “Sel osteosarcoma menunjukkan respons berbeda tergantung pada kapan mereka diobati,” kata Lee. Temuan ini menantang pendekatan pengobatan kanker yang tidak memperhitungkan waktu administrasi.

Lee juga meneliti dampak kurang tidur dan gangguan irama sirkadian terhadap perkembangan tumor. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa gangguan ritme sirkadian dapat mempercepat pertumbuhan kanker. Kini, dia menginvestigasi dampak gangguan ini terhadap sistem kekebalan tubuh, di mana satu malam kurang tidur dapat menekan kemampuan sel imun dalam membunuh kanker.

Brieann Satterfield, PhD, meneliti efek gangguan irama sirkadian pada pekerja shift, yang membentuk sekitar 15% populasi AS. Pekerja shift memiliki risiko kesehatan yang lebih tinggi, termasuk kanker. “Populasi ini sangat kurang terlayani dalam penelitian kesehatan,” kata Satterfield. Penelitian menemukan bahwa beberapa malam tanpa tidur dapat memengaruhi risiko kanker secara signifikan.

Dalam eksperimen di Human Sleep and Cognition Lab, peneliti menemukan peningkatan kerusakan DNA pada individu yang mengikuti jadwal malam. “Menemukan dampak yang begitu signifikan setelah tiga hari itu luar biasa,” kata Satterfield. Saat sukarelawan kembali ke jadwal normal, dampak jangka panjang bagi pekerja shift yang berpengalaman tetap menjadi perhatian.

Saat ini, Satterfield dan rekan-rekannya menyelidiki kerusakan kesehatan ini pada pekerja shift yang aktif selama lebih dari lima tahun. Tujuan akhirnya adalah mengidentifikasi langkah-langkah pencegahan atau terapi yang dapat mengurangi risiko kesehatan terkait pekerjaan shift.

Penelitian dari WSU menunjukkan hubungan penting antara tidur dan risiko kanker. Temuan menunjukkan bahwa irama sirkadian dan kualitas tidur berpengaruh pada pengobatan kanker. Pekerja shift menunjukkan peningkatan risiko kanker akibat gangguan tidur, yang memerlukan perhatian lebih dalam penelitian kesehatan. Upaya untuk memahami dan menangani risiko ini akan sangat penting untuk perbaikan kesehatan masyarakat.

Sumber Asli: news.wsu.edu

Marcus Johnson is a talented sports journalist who transitioned into general news reporting, bringing his passion for storytelling with him. A graduate of Northwestern University, he worked for a major sports network before expanding his focus to cover significant social movements within the sports industry and beyond. His unique perspective and engaging writing style have made him a favorite among readers, and he is known for his in-depth analyses of societal trends and their impact on communities.

Post Comment