Variasi Besar dalam Deteksi Kanker Prostat Antara Praktik GP
Sebuah studi oleh Universitas Exeter menemukan bahwa hanya satu dari lima pasien dengan kanker prostat terdiagnosis melalui tes PSA tanpa gejala. Adanya variasi signifikan dalam praktik GP menunjukkan ketidakjelasan dalam instruksi skrining, terutama untuk pria yang berisiko tinggi. Penelitian ini menekankan perlunya pendekatan yang lebih konsisten dalam pengujian untuk deteksi dini kanker.
Sebuah studi besar yang dipimpin oleh Universitas Exeter menemukan perbedaan signifikan antara praktik GP mengenai deteksi kanker prostat menggunakan tes darah. Penelitian ini meneliti proporsi pasien yang didiagnosis kanker prostat melalui tes antigen spesifik prostat (PSA) meskipun tidak menunjukkan gejala. Hasil penelitian yang dipublikasikan di British Journal of General Practice menunjukkan bahwa hanya satu dari lima pasien di Inggris yang terdiagnosis kanker prostat setelah menjalani PSA tanpa gejala.
PSA merupakan satu-satunya tes untuk kanker prostat di Inggris, yang kini menjadi jenis kanker paling umum dengan lebih dari 55.000 diagnosis baru setiap tahun. Untuk pria tanpa gejala, penggunaan tes PSA menjadi kontroversial, dan UK National Screening Committee merekomendasikan agar tidak ada program skrining nasional karena manfaatnya masih dipertanyakan. Pria di atas 50 tahun dapat meminta tes, namun harus mempertimbangkan risiko dan manfaat secara mendalam.
Studi menemukan variasi besar antara praktik GP di Inggris berkaitan dengan proporsi pria yang didiagnosis melalui tes PSA tanpa gejala. Meskipun tidak ada penjelasan jelas mengenai perbedaan ini, pria dari daerah terpencil ditemukan kurang menjalani tes dan lebih cenderung didiagnosis dengan kanker prostat tahap lanjut.
Profesor Gary Abel dari Universitas Exeter mencatat, “Kami terkejut dengan sejauh mana variasi yang kami lihat antara praktik, yang menunjukkan ketidakjelasan mengenai skrining kanker prostat di Inggris.” Penelitian juga mengungkapkan bahwa pria dari daerah miskin berada pada risiko lebih tinggi untuk kanker prostat tahap lanjut dan kurang terinvestigasi.
Dr Sam Merriel, penulis utama dari Universitas Manchester, menyoroti bahwa rujukan dari GP adalah jalur utama diagnosis kanker prostat. Namun, ketidakkonsistenan panduan lokal dan nasional mempengaruhi keputusan individu GP dalam melakukan tes, yang berkontribusi pada variasi deteksi kanker.
Naser Turabi dari Cancer Research UK menegaskan pentingnya penelitian berkelanjutan dalam mendeteksi secara lebih baik kanker prostat, meskipun saat ini tidak ada rekomendasi skrining. Penelitian ini mencerminkan tantangan dalam mendapatkan deteksi yang konsisten yang dapat menyelamatkan hidup.
Studi ini menunjukkan variasi signifikan dalam deteksi kanker prostat di antara praktik GP di Inggris, dengan hanya satu dari lima pasien yang terdiagnosis melalui tes PSA tanpa gejala. Perbedaan ini mengindikasikan perlunya pendekatan yang lebih konsisten dalam penggunaan tes tersebut, terutama untuk pria dari daerah berisiko tinggi. Keterbatasan bukti jelas menjadi tantangan dalam pengambilan keputusan mengenai skrining yang tepat.
Sumber Asli: www.technologynetworks.com
Post Comment