Loading Now

Tes Darah Menuju Deteksi Dini Kekambuhan Kanker Kolorektal

Kanker kolorektal adalah penyebab kematian kedua tertinggi. Pemantauan pasca-operasi menggunakan CEA sering tidak efektif. Tes baru menggunakan ctDNA memiliki akurasi lebih tinggi dalam mendeteksi kekambuhan kanker. Studi menunjukkan bahwa Tempus xM dapat memprediksi MRD dengan baik, lebih baik daripada CEA.

Kanker kolorektal (CRC) adalah penyebab kematian kedua tertinggi akibat kanker, dengan sekitar 900.000 kematian setiap tahun menurut WHO. Setelah operasi, tingkat kelangsungan hidup bebas penyakit delapan tahun mencapai 80% untuk stadium II dan 50% untuk stadium III, yang bisa meningkat menjadi 64% dengan kemoterapi. Oleh karena itu, pemantauan pasca pengobatan sangat penting untuk mendeteksi kekambuhan dini.

Monitoring kekambuhan CRC saat ini menggunakan biomarker darah CEA dan pencitraan CT. Namun, tes CEA seringkali tidak sensitif, dapat terdeteksi pada kondisi non-kanker, dan hanya mampu mendeteksi sekitar separuh kekambuhan CRC. Dalam penelitian baru, deteksi DNA tumor yang melayang (ctDNA) menunjukkan hasil lebih baik, dengan 85,7% kasus kekambuhan terprediksi positif.

Tes ctDNA klinis untuk penyakit sisa minimum (MRD) biasanya memerlukan data dari tumor asli pasien. Namun, tes ‘tumor-naif’ seperti Tempus xM menggunakan informasi genom yang independen untuk menentukan status MRD. Assay ini mengenali pola metilasi spesifik penyakit untuk mengklasifikasikan pasien menjadi MRD-positif atau negatif dengan akurasi tinggi.

Dalam sebuah studi terhadap 80 pasien CRC stadium II dan III, assay xM menunjukkan sensitivitas dan spesifisitas yang baik dalam memprediksi kekambuhan kanker. 61,1% pasien yang kambuh teridentifikasi sebagai MRD-positif, sedangkan 87,9% dari yang tetap bebas kanker adalah MRD-negatif. Waktu rata-rata antara hasil MRD-positif pertama dan kekambuhan klinis adalah 4,77 bulan, dengan status MRD mengungguli CEA dalam memprediksi kelangsungan hidup bebas penyakit.

Tes Tempus xM menunjukkan kemampuan yang lebih baik dalam mendeteksi kekambuhan kanker kolorektal dibandingkan dengan tes CEA tradisional. Dengan akurasi yang tinggi, assay ini dapat mengidentifikasi pasien yang berisiko kambuh lebih awal. Penelitian lebih lanjut direncanakan untuk validasi lebih lanjut dari alat ini.

Sumber Asli: www.nature.com

Sofia Peterson is an acclaimed investigative journalist whose work spans over 15 years, focusing on corporate ethics and accountability. Holding a degree in economics from the University of Helsinki, she seamlessly blends financial understanding with journalistic integrity. Sofia's meticulous investigative approaches have uncovered significant corporate malfeasance, leading to changes in policy and corporate governance. Renowned for her fearless commitment to truth and transparency, she is a mentor to aspiring journalists globally.

Post Comment